I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara
I Unit Penghisap (Pompa Vacum) ini adalah :
a.
Mempelajari unit
penghisap (vacum unit) dengan menggunakan prinsip-prinsip dinamika fluida.
b.
Mengkaji
karakteristik unit penghisap.
II. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan Bahan
Suatu pompa harus tidak boleh dihidupkan tanpa keyakinan bahwa pompa
tersebut terisi dengan air karena panas yang ditimbulkan melalui gesekan cukup
untuk merusak parapat kelenjar (packing glands) dan bantalan. Proses pengisian
air ke dalam rumah pompa dikenal sebagai pengisian pendahuluan (priming).
Pengisian pendahuluan dapat dilakukan secara manual, dengan hubungan langsung
ke jalur pemberi air atau dengan peralatan otomatik. Suatu katup pengatur
(checks valve) biasanya dipasang pada ujung pipa hisap untuk memudahkan
pengisian pendahuluan (Dake, 1985).
Alat ukur yang didesain atas dasar persamaan barometris disebut barometer
dan manometer. Barometer alat ukur tekanan udara bebas sedangkan manometer alat
ukur tekanan udara tertutup (udara dalam ruangan). Pada dasarnya manometer
maupun barometer adalah sebuah pipa U, yang berisi zat cair sebagai penunjuk
pembacaan skala (Raharjo, 2008).
Sementara itu biasanya manometer dibaca secara visual dengan indera
manusia, berbagai skema untuk mempercepatdan memudahkan pembacaan skala
otomatik. Penambahan kepekaan manometer dapat dilakukan dengan memiringkannya
terhadap gravitasi, sehingga memberikan gerakan cairan lebih besar sepanjang
pipa terhadap perubahan ketinggian vertikal yang diketahui (Doebelin, 1992).
Pompa hidram
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkat air dari suatu tempat yang
lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan memanfaatkan energi potensial
sumber air yang akan dialirkan. Pompa hidram mengalirkan air secara kontinyu
dengan menggunakan energi potensial sumber air yang akan dialirkan sebagai daya
penggerak tanpa menggunakan sumber energi luar (Suarda, 2008).
Pompa sentrifugal
merupakan pompa yang paling banyak digunakan karena daerah operasinya yang
luas, dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi dab dari kapasitas rendah
sampai kapasitas tinggi. Selain itu pompa sentrifugal juga mempunyai bentuk
yang sederhana dan harga yang relatif murah (Bramantya. 2007).
Prediksi kinerja
pompa sentrifugal dimulai dengan pengenalan persamaan Euler. Aliran diasumsikan
inviscid, mampat, dan seragam melalui impeler sebuah bagian. Koreksi metode
ini, dalam bentuk model untuk faktor slip apa yang disebut, terutama dari
empiris alam (Bulten, 2006).
Bagaimana
cara menyimpan energi telah menjadi isu hangat yang diperdebatkan, dan dalam
beberapa tahun terakhir produsen telah mulai menggunakan pompa vakum mekanis
tipe hemat energi. ULVAC KIKO, Inc membuat pompa vakum dengan kecepatan memompa
antara 85-420 Liter per menit dengan hemat energi (Hayashi, 2008).
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan air yang cukup banyak seringkali
menimbulkan permasalahan baru bagi manusia, khususnya masyarakat yang tinggal
jauh dari sumber air. Masyarakat biasa menggunakan pompa air untuk memompakan
air dari sumber air ke tempat tinggal mereka. Penggunaan pompa air ini juga
masih mengalami kesulitan, antara lain tidak tersedianya sumber tenaga listrik
atau sulitnya mendapatkan bahan bakar dan mahalnya biaya operasional pompa.
Sehingga pompa hidraulik ram dinilai cukup tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut, sebab mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan jenis
pompa lain, yaitu tidak membutuhkan energi listrik atau bahan bakar, tidak
membutuhkan pelumasan, biaya pembuatan dan pemeliharaannya relatif murah dan
pembuatannya cukup mudah (Cahyanta, 2008).
b.
Tinjauan Teori
Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit,
gelombang kejut, gradien kerapatan, turbulensi, dan viskositas. Terdapat banyak
cara melaksanakan pengukuran-pengukuran ini, misalnya: langsung, tak langsung,
gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik, dan optik. Pengukuran
debit secara langsung terdiri atas penentuan volume atau berat fluida yang
melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metode tak langsung
bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi-tekan, perbedaan tekan, atau
kecepatan di beberapa titik pada suatu penampang dan dengan besaran-besaran ini,
perhitungan debit. Metode-metode yang paling teliti adalah penentuan gravimetri
atau penentuan volumetrik, dengan berat atau volume diukur, atau penentuan
dengan mempergunakan tangki yang telah dikalibrasi untuk selang waktu yang
diukur (Streeter, 1991).
Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan
dirumuskan oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menjelaskan gejala fisis yang berhubungan dengan dengan aliran air. Persamaan dasar tersebut disebut sebagai persamaan
Bernoulli atau teorema Bernoulli, yakni suatu persamaan yang menjelaskan
berbagai hal yang berkaitan dengan kecepatan, tinggi permukaan zat cair dan
tekanannya. Persamaan yang telah dihasilkan oleh
Bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai Hukum Bernoulli, yakni suatu
hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan
gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum tersebut diturunkan
dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-tenaga aliran zat
cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan
aliran steady (mantap, tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline),
tidak kental dan tidak termampatkan. Persamaan dinyatakan
dalam Hukum Bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam
fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan
air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan
yang dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada
zat cair (Anonim2).
Persamaan
Bernoulli adalah sebuah hubungan fundamental di dalam mekanika fluida maka
persamaan Bernoulli tersebut bukanlah sebuah prinsip yang baru tetapi dapat
diturunkan dari hukum-hukum dasar mekanika Newton (Halliday, 1987).
Rumus Bernoulli
adalah rumus dasar dalam hidrodinamika untuk cairan yang mengalir sepanjang
pipa, dalam bentuk : p+ρgh+½ρv2=tetap, dimana p ialah tekanan
setempat di dalam cairan yang mengalir, ρ ialah massa jenis cairan itu, v ialah
kecepatan alir setempat, g adalah percepatan gravitasi, sementara h ialah
tinggi tempat terhadap permukaan acuan yang dipilih. Adapun tetap disini
berarti tetap untuk sembarang bagian cairan yang mengalir dan juga sama untuk
semua bagian cairan sepanjang alirannya (Soedojo, 2004).
Orang umumnya
mengandaikan bahwa bila tekanan mutlak pada suatu titik dalam zat cair mencapai
tekanan uap untuk temperatur bersangkutan, rongga-rongga atau
gelembung-gelembung akan terbentuk. Rongga-rongga ini akan mengandung uap
fluida, gas bebas, atau keduanya. Gejala pembentukan rongga dan pecahnya rongga
itu disebut kavitasi. Kavitasi, kalau cukup parah, akan mengurangi unjuk kerja
pompa (menambah rugi-rugi energi mekanik), menjadikannya bising, meningkatkan
getaran, dan mengerosi logam dari impeller (Olson, 1993).
Penerapan prinsip
unit penghisap dalam teknologi pengolahan pangan dan hasil pertanian adalah
proses pengisian produk dalam suatu kemasan, misalnya pengisian kecap, sirup,
saos, dll. Unit penghisap yang hendak digunakan untuk mengisikan produk ke
dalam kemasan harus didesain sedemikian rupa serta perlu diperhitungkan
mengenai luas penampang, tekanan, debit, dan kecepatan aliran sehingga proses
pengisian dapat berjalan dengan lancar dengan efektivitas yang tinggi (Anonim1,
2010).
Prinsip kerja
manometer adalah sebagai berikut: manomater tabung U diisi cairan setengahnya,
dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi. Bila tekanan
positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan ke bawah
pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan
pada ketinggian “h” merupakan penjumlahan hasil pembacaan di atas dan di bawah
angka nol yang menunjukkan adanya tekanan. Bila keadaan vakum diterapkan pada
satu sisi tabung, cairan akan meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan
turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian “h” merupakan hasil penjumlahan
pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum (Rahayu,
2009).
III. Metodologi
a.
Alat dan
Bahan
1.
Satu set
pompa air beserta selang-selangnya
2.
Vacum unit
3.
Ember (besar
dan kecil)
4.
Alat pengukur
tekanan (manometer pipa terbuka)
5.
Alat pengukur
waktu (stopwatch)
6.
Gelas ukur
7.
Sumber
listrik
8.
Jangka sorong
9.
Air
IV. Hasil dan
Pembahasan
a.
Hasil
Tabel
1.1 Hasil Pengukuran Debit dan Tekanan
No
|
P2 (cmHg)
|
Q (m3/s)
|
v (m/s)
|
t (s)
|
V (m3)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
0,1
0,2
0,5
0,7
0,8
0,9
1,0
1,2
|
9 x 10-5
9,09 x 10-5
1,538 x 10-4
2,325 x 10-4
3,125 x 10-4
3,125 x 10-4
3,448 x 10-4
3,846 x 10-4
|
1,203
1,215
2,056
3,108
4,178
4,178
4,61
5,142
|
11,1
11,0
6,5
4,3
3,2
3,2
2,9
2,6
|
0,001
0,001
0,001
0,001
0,001
0,001
0,001
0,001
|
Sumber : Laporan Sementara
b. Pembahasan
Praktikum
acara I ini mempelajari tentang unit penghisap (pompa vacum). Unit penghisap
merupakan suatu alat yang penggunaannya menerapkan prinsip-prinsip dinamika
fluida. Dalam hal ini prinsip dinamika fluida yang berlaku adalah persamaan
Bernoulli, yang berkaitan dengan berbagai besaran fisis fluida yaitu tekanan, kecepatan
aliran dan debit. Pada percobaan kali
ini digunakan pompa air yang disusun bersama vacum unit sehingga menjadi pompa
vacum.
Pada praktikum ini digunakan
alat-alat berupa pompa air, selang, vacum unit, ember, manometer pipa terbuka,
alat ukur volume dan alat ukur waktu. Dan pada percobaan kali ini digunakan air
sebagai fluida yang dialirkan. Prinsip penghisapan ini terjadi dengan membuat
tekanan pada suatu lokasi lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Bila sebuah
aliran fluida melewati penampang yang menciut, maka pada sisi penciutan akan
terjadi tekanan yang rendah (dapat lebih rendah dari tekanan atmosfer).
Dalam
praktikum ini mula-mula dilakukan pembukaan kran lalu dibaca tekanannya setelah
stabil dan dilakukan pengukuran waktu untuk mengisi sebuah penampung air yang
volumenya telah ditentukan, dalam hal ini sebanyak 1 liter. Percobaan pada praktikum kali ini dilakukan pengulangan sebanyak 8 kali
dengan bukaan kran yang berbeda, dimulai dari bukaan kran yang paling kecil dan
semakin lama semakin membesar.
Hal ini dilakukan untuk membandingkan
pengaruh perbedaan pada tiap bukaan kran dengan tekanan yang dihasilkan dan
debit yang mengalir.
Dari hasil pembacaan jangka sorong pada unit penghisap diperoleh diameter
aliran (D2) sebesar 0,0103 m dan diameter penghisap (D3)
sebesar 0,0033 m. Dengan menggunakan rumus ¼.π.D2 diperoleh perhitungan
A (luas penampang) sebesar 7,48 x 10-5
m2
dengan mengurangkan luas penampang aliran (D2) dikurangi luas
penampang hisapan (D3).
Dari
data pencatatan waktu yang didapat, diperoleh perhitungan debit (Q) dari hasil
bagi volume (V) dengan waktu (t) sebesar 9 x 10-5 m3/s; 9,09 x
10-5 m3/s; 1,538 x 10-4 m3/s; 2,325 x 10-4
m3/s; 3,125 x 10-4 m3/s; 3,125 x 10-4
m3/s; 3,448 x 10-4 m3/s; dan 3,846 x 10-4
m3/s. Ini menunjukkan bahwa waktu yang digunakan semakin
besar, maka debit yang dihasilkan semakin kecil demikian pula sebaliknya. Namun
pada percobaan kelima dan keenam waktu yang dicatat adalah sama padahal bukaan
krannya berbeda dan tekanannya juga berbeda, sehingga dalam perhitungan, debit
pada percobaan kelima dan keenam sama besar.
Dari perhitungan data yang didapat, diperoleh
kecepatan aliran (v) dari hasil bagi debit (Q) dengan luas penampang (A)
sebesar 1,203 m/s; 1,215 m/s; 2,056 m/s; 3,108 m/s; 4,178 m/s; 4,178 m/s; 4,61
m/s; dan 5,142 m/s. Ini menunjukkan bahwa kecepatan aliran berbanding lurus
dengan debit dan berbanding terbalik dengan luas penampang aliran. Jadi bila
debit yang dihasilkan besar dan luas penampang alirannya kecil maka kecepatan
aliran yang dihasilkan juga akan besar, dan demikian pula sebaliknya.
Pada tabel 1.1 terlihat bahwa tekanan pada tiap bukaan kran berbeda-beda.
Semakin besar bukaan kran maka tekanan juga akan semakin besar. Tekanan yang
diperoleh dari pengukuran manometer mulai dari bukaan kran terkecil sampai terbesar adalah 0,1 cmHg; 0,2
cmHg; 0,5 cmHg; 0,7 cmHg; 0,8 cmHg; 0,9 cmHg; 1,0 cmHg; dan 1,2 cmHg. Dan hal ini juga
berpengaruh pada besarnya debit dan kecepatan aliran pada tiap bukaan kran.
Semakin besar bukaan kran maka debit dan kecepatan aliran juga semakin besar.
Dari hasil percobaan, diperoleh grafik yang dapat dilihat pada
gambar 1.2 grafik hubungan antara tekanan dengan debit dengan persamaan garisnya y = 3247,9x – 0,1051dengan R2 = 0,9644. Nilai konstanta debit aliran dengan tekanan (C1) adalah 3247,9. Sedangkan dari grafik hubungan tekanan
dengan kecepatan aliran yang dapat
dilihat pada gambar 1.3 diperoleh
persamaan garisnya y = 0,2429x – 0,105 dengan R2 =
0,9644. Nilai konstanta kecepatan aliran dengan tekanan (C2) adalah 0,2429.
Pada gambar 1.2 dapat
dilihat bahwa hubungan antara tekanan dengan debit adalah berbanding lurus,
jadi semakin besar tekanan aliran maka debit aliran juga akan semakin besar.
Kemudian pada gambar 1.3 juga dapat dilihat bahwa hubungan antara tekanan
dengan kecepatan aliran adalah berbanding lurus, jadi semakin besar tekanan
maka tekanan aliran juga akan semakin besar. Dan dari regresi yang didapat
hasilnya tidak tepat 1 tetapi 0,9644, hal ini menunjukkan adanya kekurang
tepatan atau ketidakstabilan pada kenaikan tekanan, debit, dan kecepatan aliran
pada percobaan ini. Dan hal ini dapat dikeranekan oleh beberapa faktor.
Dalam praktikum ini
terdapat penyimpangan yaitu pada percobaan kelima dan keenam. Waktu yang
didapat pada kedua percobaan itu adalah sama padahal bukaan kran dan tekanannya
berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena ada kemungkinan pembukaan kran kelima
dan keenam tidak terlalu berbeda dan pembacaan tekanan yang kurang akurat
karena dilakukan saat aliran air dan manometernya belum stabil. Selain itu,
kenaikan tekanan, debit, dan kecepatan aliran pada percobaan ini juga tidak
stabil atau tidak konstan. Beberapa faktor yang mempengaruhinya anatara lain, kekurangtelitian
dalam membaca manometer atau tekanan dibaca saat aliran air dan manometer belum
benar-benar stabil, kemudian pengukuran waktu yang kurang tepat saat memulai
dan menghentikan.
V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum acara I Unit Penghisap (Pompa Vacum) ini adalah :
1. Prinsip kerja unit
penghisap adalah membuat tekanan pada suatu lokasi lebih rendah daripada
tekanan atmosfer.
2. Besarnya luas penampang 7,48 x 10-5 m2 yang diperoleh dari
selisih luas penampang aliran sebesar 8,33 x 10-5 m2 dengan luas penampang hisapan sebesar 8,5 x 10-6 m2.
3. Besarnya debit aliran :
Q1 = 9 x 10-5
m3/s Q5 = 3,125 x 10-4
m3/s
Q2 = 9,09 x 10-5
m3/s Q6 = 3,125 x 10-4
m3/s
Q3 = 1,538 x 10-4 m3/s Q7 = 3,448
x 10-4 m3/s
Q4 = 2,325 x 10-4 m3/s Q8 = 3,846
x 10-4 m3/s
Debit terbesar adalah 3,846 x 10-4 m3/s
Debit terkecil adalah 9 x 10-5
m3/s
4. Besarnya kecepatan aliran
air :
v1 = 1,203 m/s v5 = 4,178 m/s
v2 = 1,215 m/s v6
= 4,178 m/s
v3 = 2,056 m/s v7
= 4,61 m/s
v4 = 3,108 m/s v8
= 5,142 m/s
Kecepatan terbesar adalah 5,142 m/s
Kecepatan terkecil adalah 1,203
m/s
5. Persamaan regresi pada
grafik hubungan antara tekanan dengan debit adalah y = 3247,9x – 0,1051 dengan
R2 = 0,9644, dengan nilai konstanta (C1) sebesar 3247,9.
Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan
dengan kecepatan adalah y =
0,2429x – 0,105 dengan R2 = 0,9644, dengan nilai
konstanta (C2) sebesar 0,2429.
6. Tekanan yang
diperoleh dari pengukuran manometer : 0,1 cmHg; 0,2 cmHg; 0,5 cmHg; 0,7 cmHg; 0,8
cmHg; 0,9 cmHg; 1,0 cmHg; dan 1,2 cmHg. Tekanan terbesar adalah 1,2 cmHg dan
tekanan terkecil adalah 0,1 cmHg.
7. Semakin besar bukaan kran
maka tekanan juga akan semakin besar, dan hal ini juga berpengaruh pada
besarnya debit dan kecepatan aliran pada tiap bukaan kran, semakin besar bukaan
kran maka debit dan kecepatan aliran juga semakin besar.
8. Debit berbanding lurus
dengan volume dan berbanding terbalik dengan waktu.
9. Kecepatan berbanding lurus
dengan debit dan berbanding terbalik dengan luas penampang.
10. Hubungan antara tekanan
dengan debit dan kecepatan aliran adalah berbanding lurus.
11. Ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam percobaan yang disebabkan karena
kekurangtelitian dalam membaca manometer atau tekanan dibaca saat aliran air
dan manometer belum benar-benar stabil dan pengukuran waktu yang kurang tepat
saat memulai dan menghentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2010. Pompa Vacum. http://www.scribd.com/doc. Diakses pada
Selasa 15 Maret 2011 pukul 21.00 WIB.
Anonim2. Hukum Bernoulli. http://smkmuhi.110mb.com. Diakses pada
Selasa 15 Maret 2011 pukul 21.40 WIB.
Bramantya, Sugiyono dan
Rama Doni. 2007. Pengaruh diffuser pada
flens isap dan lock nut Impeller berbentuk tirus terhadap karakteristik pompa
sentrifugal. Vol 1, No 1, Desember.
Bulten, NWH dan R Verbeek.
2006. CFD Simulations of The Flow through
a Waterjet Installation. International Journal of Maritime Engineering.
Cahyanta, Yosef Agung dan
Indrawan Taufik. 2008. Studi terhadap
prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi beban katup limbah. Vol 2, No
2, Desember.
Dake, Jonas M.K. 1985. Hidrolika Teknik. Erlangga. Jakarta.
Doebelin, Ernest O. 1992. Sistem Pengukuran Aplikasi dan Perancangan. Erlangga. Jakarta.
Halliday, David dan Robert Resnick. 1987. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
Jakarta.
Hayashi, Hiroshi. 2008. Development of Rocking Piston Type Dry Vacuum for Suction Conveyance. Ulvac
Technical Journal No 69E.
Olson, Reuben M dan Steven J Weight. 1993. Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Raharjo, Trustho dan Y. Radiyono. 2008. Fisika – Mekanika. LPP UNS dan UPT
Penerbitan dan UNS Press. Surakarta.
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Manometer. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada
Selasa 15 Maret 2011 pukul 21.30 WIB.
Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Andi. Yogyakarta.
Streeter, Victor L dan E Benjamin Wylie. 1991. Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta.
Suarda, Made dan IKG Wirawan. 2008. Kajian
eksperimental pengaruh tabung udara pada head tekanan pompa hidram. Vol 2,
No1, Juni.
Wow... Komplit... Sip..
BalasHapus